Struma
Definisi
Struma adalah pembesaran kelenjar gondok yang disebabkan oleh penambahan jaringan kelenjar gondok yang menghasilkan hormon
tiroid dalam jumlah banyak sehingga
menimbulkan keluhan seperti berdebar - debar, keringat, gemetaran,
bicara jadi gagap, mencret, berat badan menurun, mata membesar, penyakit
ini dinamakan hipertiroid (graves’
disease)
(Hartini, 1987).
Kelainan
glandula tyroid dapat berupa gangguan fungsi seperti tiritosikosis atau
perubahan susunan kelenjar dan morfologinya, seperti penyakit tyroid noduler.
Berdasarkan patologinya, pembesaran tyroid umumnya disebut struma (De Jong
& Syamsuhidayat, 1998).
. Klasifikasi
Pembesaran kelenjar tiroid (kecuali keganasan), menurut American society for Study of
Goiter membagi :
1. Struma Non Toxic Nodusa
2. Struma Non Toxic Diffusa
3. Stuma Toxic Nodusa
4. Struma Toxic Diffusa
Istilah Toksik dan Non Toksik dipakai karena adanya
perubahan dari segi fungsi fisiologis kelenjar tiroid seperti hipertiroid dan
hipotyroid, sedangkan istilah nodusa dan diffusa lebih kepada perubahan bentuk
anatomi. Penjelasan lebih lanjut sebagai berikut :
1. Struma Non Toxic Nodusa
Adalah pembesaran
dari kelenjar tiroid yang berbatas jelas tanpa gejala-gejala hipertiroid.
Struma
nodosa non toksik adalah pembesaran kelenjar tyroid yang secara klinik teraba
nodul satu atau lebih tanpa disertai tanda-tanda hypertiroidisme (Hartini, 1987).
Etiologi
Penyebab paling banyak dari struma non toxic adalah kekurangan iodium. Akan
tetapi pasien dengan pembentukan struma yang sporadis, penyebabnya belum
diketahui.Struma non toxic disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :
a. Kekurangan
iodium: Pembentukan struma terjadi pada difesiensi sedang yodium yang kurang
dari 50 mcg/d. Sedangkan defisiensi berat iodium adalah kurang dari 25 mcg/d
dihubungkan dengan hypothyroidism dan cretinism.
b. Kelebihan
yodium: jarang dan pada umumnya terjadi pada pre-existing penyakit tiroid
autoimun.
c. Goitrogen :
1) Obat :
Propylthiouracil, litium, phenylbutazone, aminoglutethimide, expectorants yang
mengandung yodium,
2) Agen
lingkungan : Phenolic dan phthalate ester derivative dan resorcinol berasal
dari tambang batu dan batubara,
3) Makanan, sayur-mayur jenis Brassica
( misalnya, kubis, lobak cina, brussels kecambah), padi-padian millet,
singkong, dan goitrin dalam rumput liar,
d. Dishormonogenesis:
Kerusakan dalam jalur biosynthetic hormon kelejar tiroid.
e. Riwayat
radiasi kepala dan leher : Riwayat radiasi selama masa kanak-kanak
mengakibatkan nodul benigna dan maligna (Lee, 2004).
2. Struma Non Toxic Diffusa
Etiologi:
a. Defisiensi
Iodium
b. Autoimmun
thyroiditis: Hashimoto oatau postpartum thyroiditis
c. Kelebihan
iodium (efek Wolff-Chaikoff) atau
ingesti lithium, dengan penurunan pelepasan hormon tiroid.
d. Stimulasi
reseptor TSH oleh TSH dari tumor hipofisis, resistensi hipofisis terhadap hormo
tiroid, gonadotropin, dan/atau tiroid-stimulating immunoglobulin
e. Inborn
errors metabolisme yang menyebabkan kerusakan dalam biosynthesis hormon tiroid.
f. Terpapar
radiasi
g. Penyakit
deposisi
h. Resistensi
hormon tiroid
i.
Tiroiditis Subakut (de Quervain thyroiditis)
j.
Silent thyroiditis
k. Agen-agen
infeksi
l.
Suppuratif Akut : bacterial
m. Kronik:
mycobacteria, fungal, dan penyakit granulomatosa parasit
n. Keganasan
Tiroid (Mulinda, 2005).
3. Struma Toxic
Nodusa
Etiologi :
a. Defisiensi
iodium yang mengakibatkan penurunan level T4,
b. Aktivasi
reseptor TSH,
c. Mutasi
somatik reseptor TSH dan Protein G,
d. Mediator-mediator
pertumbuhan termasuk: Endothelin-1 (ET-1), insulin
like growth factor-1, epidermal growth factor, dan fibroblast growth factor (Davis,
2005).
4. Struma Toxic Diffusa
Yang termasuk dalam struma toxic difusa adalah grave
desease, yang merupakan penyakit autoimun yang masih belum diketahui penyebab
pastinya (Adediji,2004) .
Gangguan pada jalur TRH-TSH hormon tiroid ini
menyebabkan perubahan dalam struktur dan fungsi kelenjar tiroid gondok.
Rangsangan TSH reseptor tiroid oleh TSH, TSH-Resepor Antibodi atau TSH reseptor
agonis, seperti chorionic gonadotropin, akan menyebabkan struma diffusa. Jika
suatu kelompok kecil sel tiroid, sel inflamasi, atau sel maligna metastase ke
kelenjar tiroid, akan menyebabkan struma nodusa.
Defesiensi dalam sintesis atau uptake hormon tiroid
akan menyebabkan peningkatan produksi TSH. Peningkatan TSH menyebabkan
peningkatan jumlah dan hiperplasi sel kelenjar tyroid untuk menormalisir level
hormon tiroid. Jika proses ini terus menerus, akan terbentuk struma. Penyebab
defisiensi hormon tiroid termasuk inborn error sintesis hormon tiroid, defisiensi
iodida dan goitrogen.
Struma mungkin bisa diakibatkan oleh sejumlah reseptor
agonis TSH. Yang termasuk stimulator reseptor TSH adalah reseptor antibodi TSH,
kelenjar hipofise yang resisten terhadap hormon tiroid, adenoma di hipotalamus
atau di kelenjar hipofise, dan tumor yang memproduksi human chorionic
gonadotropin (Mulinda, 2005).
Anatomi
kelenjar tyroid
Kelenjar
tyroid mempunyai dua lobus, struktur yang kaya vaskularisasi, lobus terletak di
sebelah lateral trakea tepat dibawah laring dan dihubungkan dengan jembatan
jaringan tiroid, yang disebut isthmus, yang terlentang pada permukaan anterior
trakea. Secara mikroskopik, tiroid terutama terdiri atas folikel steroid, yang
masing – masing menyimpan materi koloid dibagian pusatnya.
Folikel
memproduksi, menyimpan dan mensekresi kedua hormon utama T3
(triodotironin) dan T4 (tiroksin). Jika kelenjar secara aktif
mengandung folikel yang besar, yang masing – masing mempunyai jumlah koloid
yang disimpan dalam jumlah besar sel – selnya, sel – sel parafolikular
mensekresi hormon kalsitonin. Hormon ini dan dua hormon lainnya mempengaruhi
metabolisme kalsium. Hormon – hormon ini akan dibicarakan kemudian.
Etiologi
Adanya
gangguan fungsional dalam pembentukan hormon tyroid merupakan faktor penyebab
pembesaran kelenjar tyroid antara lain :
1. Defisiensi
iodium
Pada umumnya, penderita penyakit struma sering
terdapat di daerah yang kondisi air minum dan tanahnya kurang mengandung
iodium, misalnya daerah pegunungan.
2. Kelainan
metabolik kongenital yang menghambat sintesa hormon tyroid.
3. Penghambatan
sintesa hormon oleh zat kimia (seperti substansi dalam kol, lobak, kacang
kedelai).
4.
Penghambatan sintesa hormon oleh obat-obatan
(misalnya : thiocarbamide, sulfonylurea dan litium).
Patofisiologi
Iodium
merupakan semua bahan utama yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan hormon
tyroid. Bahan yang mengandung iodium diserap usus, masuk ke dalam sirkulasi
darah dan ditangkap paling banyak oleh kelenjar tyroid. Dalam kelenjar, iodium
dioksida menjadi bentuk yang aktif yang distimuler oleh Tiroid Stimulating
Hormon kemudian disatukan menjadi molekul tiroksin yang terjadi pada fase sel
koloid.
Senyawa
yang terbentuk dalam molekul diyodotironin membentuk tiroksin (T4)
dan molekul yoditironin (T3). Tiroksin (T4) menunjukkan
pengaturan umpan balik negatif dari sekresi Tiroid Stimulating Hormon dan
bekerja langsung pada tirotropihypofisis, sedang tyrodotironin (T3)
merupakan hormon metabolik tidak aktif. Beberapa obat dan keadaan dapat
mempengaruhi sintesis, pelepasan dan metabolisme tyroid sekaligus menghambat
sintesis tiroksin (T4) dan melalui rangsangan umpan balik negatif
meningkatkan pelepasan TSH oleh kelenjar hypofisis. Keadaan ini menyebabkan
pembesaran kelenjar tyroid.
Tanda
dan Gejala
Berdasarkan
pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan, maka tanda dan gejala pasien
struma adalah :
1. Status
Generalis (umum)
a. Tekanan
darah meningkat (systole)
b. Nadi
meningkat
c. Mata :
Exophtalamus
1) Stellwag sign : jarang
berkedip
2) Von Graefe sign : palpebra
mengikuti bulbus okuli waktu melihat ke bawah.
3) Morbius sign : sukar konvergensi
4) Jeffroy
sign : tak dapat mengerutkan dahi.
5) Rossenbach sign : tremor
palpebra jika mata ditutup.
d. Hipertoni
simpatis : kulit basah dan dingin, tremor
e. Jantung :
takikardi.
2. Status
Lokalis : Regio Colli Anterior.
a. Inspeksi :
benjolan, warna, permukaan, bergerak waktu menelan.
b. Palpasi : permukaan,
suhu
1) Batas atas—–
kartilago tiroid
2) Batas bawah
— incisura jugularis
3) Batas medial
— garis tengah leher
4) Batas lateral — m.sternokleidomastoid.
3. Gejala Khusus
a. Struma
kistik
1) Mengenai 1
lobus
2) Bulat, batas
tegas, permukaan licin, sebesar kepalan.
3) Kadang
multilobularis.
4) Fluktuasi
(+)
b. Struma
Nodusa
1) Batas jelas
2) Konsistensi
: kenyal sampai keras
3) Bila keras
curiga neoplasma, umumnya berupa adenocarsinoma tiroidea
c. Struma Difusa
1) Batas tidak
jelas
2) Konsistensi
biasanya kenyal, lebih kearah lembek.
d. Struma
vaskulosa
a. Tampak
pembuluh darah (biasanya arteri), berdenyut
b. Auskultasi :
Bruit pada neoplasma dan struma vaskulosa
c. Kelenjar
getah bening : Paratracheal Jugular Vein.
. Penatalaksanaan
1. Dengan
pemberian kapsul minyak beriodium terutama bagi penduduk di daerah endemik
sedang dan berat.
2. Edukasi
Program
ini bertujuan merubah prilaku masyarakat, dalam hal pola makan dan
memasyarakatkan pemakaian garam beriodium.
3. Penyuntikan
lipidol
Sasaran penyuntikan lipidol adalah penduduk yang
tinggal di daerah endemik diberi suntikan 40 % tiga tahun sekali dengan dosis
untuk orang dewasa dan anak di atas enam tahun 1 cc, sedang kurang dari enam
tahun diberi 0,2 cc – 0,8 cc.
4. Tindakan
operasi
Pada struma nodosa non toksik yang besar dapat
dilakukan tindakan operasi bila pengobatan tidak berhasil, terjadi gangguan
misalnya : penekanan pada organ sekitarnya, indikasi, kosmetik, indikasi
keganasan yang pasti akan dicurigai.
. Derajat
Dibagi ke dalam derajat :
1. Derajat 0 : Tidak teraba
pada pemeriksaan
a. Derajat 0a : Tidak
terlihat atau teraba tidak besar dari normal
b. Derajat 0b : Jelas
teraba lebih besar dari normal, tetapi tidak
terlihat bila kepala ditegakkan
2. Derajat I : Teraba pada
pemeriksaan, terlihat hanya kalau kepala ditegakkan
3. Derajat II : Mudah
terlihat pada posisi kepala normal
4. Derajat III : Terlihat pada
jarak jauh
I. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dari dasar dalam
proses keperawatan secara keseluruhan guna mendapat data atau informasi yang
dibutuhkan untuk menentukan masalah kesehatan yang dihadapi pasien melalui
wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik meliputi :
a. Anamnesa
1) Usia dan
jenis kelamin
2) Benjolan
pada leher, lama dan pembesarannya.
3) Gangguan
menelan, suara serak (gejala penekanan), nyeri.
4) Riwayat
radiasi di daerah leher dan kepala.
5) Asal/tempat
tinggal.
6) Riwayat
keluarga
7) Aktivitas/istirahat
; insomnia, otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan berat, atrofi otot.
8) Eliminasi
; urine dalam jumlah banyak, perubahan dalam faeces, diare.
9) Makanan/cairan
; kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan meningkat, makan banyak,
makannya sering, kehausan, mual dan muntah, pembesaran tyroid, goiter.
10) Integritas
ego ; mengalami stres yang berat baik emosional maupun fisik, emosi labil,
depresi.
11) Keamanan ;
tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan, alergi terhadap
iodium (mungkin digunakan pada pemeriksaan), suhu meningkat di atas 37,40C,
diaforesis, kulit halus, hangat dan kemerahan, rambut tipis, mengkilat dan
lurus, eksoptamus : retraksi, iritasi pada konjungtiva dan berair, pruritus,
lesi eritema (sering terjadi pada pretibial) yang menjadi sangat parah.
12) Seksualitas
; libido menurun, perdarahan sedikit atau tidak sama sekali, impotensi.
b. Pemeriksaan
Fisik
1) Inspeksi :
a) Struma
toksik : kurus meski banyak makan, irritable, keringat banyak, nervous,
palpitasi, tidak tahan udara panas, hipertoni simpatikus (kulit basah, dingin
dan tremor halus).
b) Struma non
toksik : gemuk, malas dan banyak tidur, ganggun pertumbuhan.
c) Pernafasan
; frekuensi pernafasan meningkat, takipnea, dispnea, edema paru (pada krisis
tirotoksikosis).
2) Palpasi :
a) Pada
palpasi teraba batas yang jelas, bernodul satu atau lebih, konsistensinya
kenyal.
b) Rasa
nyeri/kenyamanan ; nyeri orbital, fotofobia.
c. Pemeriksaan
Penunjang
1) Scanning
tiroid
a) Presentasi
uptake dan I131 yang didistribusikan tiroid.
b) Dari uptake
dapat ditentukan fungsi tiroid
c) Uptake
normal, 15-40% dalam 24 jam.
d) Hot area : uptake > normal, jarang pada
neoplasma. Misal pada : struma adenomatosa, adenoma toksik, radang neoplasma.
e) Cold
area : uptake < normal, sering pada neoplasma. Cold area curiga ganas
jika : moth eaten
appearance, pada pria usia tua/anak-anak. Contoh : kista,
hematoma/perdarahan, radang neoplasma.
2) Ultrasonografi
: untuk membedakan kelainan kistik/solid (neoplasma biasanya solid).
3) Radiologik
Foto leher, foto soft-tissue,
foto thorak, bone scanning.
4) Fungsi
tiroid
a) BMR : (0,75
x N) + (0,74 + IN) – 72%
b) PB I
mendekati kadar hormone tiroid, normal 4-8 mg%
c) Serum kolesterol
meningkat pada hipertiroid (N: 150-300 mg%).
d) Free
tiroksin index : T3/T4
e) Hitung kadar
FT4, TSH, Tiroglobulin, dan Calsitonin bila perlu.
5) Potong beku
6) Needle biopsy
a) Large Needle Cutting Biopsy : jarum
besar, sering perdarahan.
b) Fine Needle Aspiration Biopsy : jarum no
22.
7) Termografi
Yaitu suatu metode pemeriksaan berdasarkan pengukuran
suhu kulit pada suatu tempat dengan memakai dynamic telethermografi.
Pemeriksaan khusus pada curiga keganasan. Hasilnya disebut panas apabila
perbedaan panas dengan sekitarnya > 0,9°C dan dingin apabila < 0,9°C.
Pada penelitian Alves dkk didapatkan bahwa pada yang ganas semua hasilnya
panas.
8) Petanda
tumor
Yang diukur adalah peninggian tiroglobulin (Tg)
serum. Kadar Tg serum normal antara 1,5-3,0 mg/ml. Pada kelainan jinak
rata-rata 323 ng/ml dan pada keganasan rata-rata 424 ng/ml.
Diagnosa
Keperawatan yang Muncul
Pada penderita struma pre-operatif :
a. Cemas b.d prosedur pengobatan
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
intake yang kurang sekunder terhadap disfagia
c. Gangguan
menelan b.d obstruksi partial mekanik
d. Gangguan konsep diri : citra tubuh b.d perubahan
penampilan
e. Resiko tinggi kerusakan komunikasi verbal b.d penekanan pada pita suara akibat pembesaran kelenjar
f. Risiko tinggi pola nafas tidak efektif b.d penekanan pada trakhea akibat pembesaran pada kelenjar
e. Resiko tinggi kerusakan komunikasi verbal b.d penekanan pada pita suara akibat pembesaran kelenjar
f. Risiko tinggi pola nafas tidak efektif b.d penekanan pada trakhea akibat pembesaran pada kelenjar
Gambar
Anatomi sistem endokrin (Klik untuk memperbesar)
Struma
makasih infonya
ReplyDeletesaya jga didiagnnosis terkena hipertiroid dok
Dokter, kalo bolehntau bReferensinya darimana yaa?:)
ReplyDelete